Minggu, 15 Januari 2012

Asal Nama Selatbaru - Bengkalis

Asal Nama Selabaru - Bengkalis

Banyak yang tidak tahu asal usul nama selatbaru, Banyak yang tertanya tanya, apakah karna berdekatan dengan selat malaka atau nama tersebut hanya popular dari mulut ke mulut, generasi sekarang, hanya sedikit saja yang benar-benar tahu asal nama selatbaru, yang dulu namnya SILO BARU ( batu baru ).


Menurut orang-orang tua dan tokoh masyarakat didaerah ini, ataupun beberapa sumber konon nama selatbaru ( silo baru ) dipopulerkan dari oleh Seorang sersan kompeni Tuan Controleur yang datang ke selatbaru saat itu mereka sedang memperkuat dan menambah kekuasaanya didaerah bengkalis dialah yang pertama menyebut daerah ini selatbaru, hal itu terjadi sekitar tahun 1927 M

Awal penamaanya a
dalah silo baru belum selatbaru, ini dipengaruhi oleh suku jawa yang membuka hutan di daerah ini, adalah dari penemuan batu ditengah hutan awal dari mulai penamaan silo baru, batu tersebut telah berumur ratusan tahun, terdapat tiga buah batu besar dan kecil, dulu batu tersebut konon ada dua buah namun ada tangan-tangan jahil yang coba memecahnya dan dibawa pulang namun batu tersebut kembali ketempat asalnya, jika di lihat alam kepulauwan bengkalis tidak aka ada batu seperti ini, dikarnakan di sini daerah rawa yang tidak terdapat pergunungan seperti di pulau Sumatra maupun jawa.

Disekitar daerah ini telah ditempati suku asli yang bekerja sebagai nelayan yang diketuai oleh ketua suku yang bernama Tali, namun mereka bukan menetap mereka selalu berpindah pindah untuk mencari ikan.

Penamuan batu itu sebenarnya sangat mengagetkan ketua kelompok dan anak buahnya yang kala itu diketuai oleh Mbah Abdul Rojak, didaerah penemuan batu itu di kisahkan ditumbuhi pohon Kandis, Jambe, Rambai, Manggis dan beberapa buah pohon langka lainnya yang selama ini tidak ditemui didaerah lain di sekitar hutan ini, konon batu tersebut berada di bawah pohon kandis yang dihuni oleh lebah Gung ( lebah madu hitam dan besar ) rumah lebah tersebut besar dan panjang sampai beberapa depa ( ukuran meter yang menggunakan tangan dengan cara direntangkan ) karna waktu itu tidak ada meteran, ada juga air yang mengalir menyerupai pancuran sehingga suara air tersebut kedengaran dari puluhan meter namun arah arah air mengalir tidak terlihat, air tersebut masuk kesemacam lubang sumur yang mungkin mengalir dari bawah tanah menuju sungai.


Parnah juga dikabarkan konon didekat batu tersebut ditemukan dua patung kuningan suami istri namun sampai sekarang patung kuningan tersebut masih menjadi misteri dan perdebatan tentang kebenarannya.


Waktu itu tempat batu tersebut berada sangat angker jika ada yang mendekat kearah batu tersebut lebah-lebah pun menyerang, Mbah Abdul Rozak ahirnya membuat ruwatan dengan diadakan pementasan wayang semalam suntuk untuk meminta izin ke penunggu tempat tersebut agar jangan mengganggu rombongan mereka.

SELATBARU s
endiri mulai popular setelah Tuan Kontroler menyebut daerah ini Selatbaru bukan silo baru, dan sampai sekarang, batu selatbaru ( silo baru ), masih dapat dilihat, tepatnya di selatbaru dearah kampung seberang ( berancah ) disebelah perkuburan umum dekat lapangan bola masysrakat sebagian masyarakt mengatakan batu tersebut pertama kali ditemukan didaerah parit III dan berpindah sendiri ketempat yang sekarang.


Satu hal yang sangat disayangkan tempat batu itu berada sangat tidak terawat dan terkesan dilupakan, padaha ini murupakan sejarah untuk anak cucu yang perlu dilestarikan, harapan kami terutama pemerintah daerah selatbaru pemuka masyarakat dan aparat desa buatlah seperti tugu mini agar lestari, terimakasih.


Sumber : http://edisutoyo.blogspot.com/2011/09/asal-nama-selatbaru.html

Rabu, 26 Mei 2010

Senja di pantai Selatbaru




Suasana saat senja di pantai Selatbaru beberapa waktu lalu
Beberapa pengunjung termasuk muda mudi lagi asik bercerita.

.

Rabu, 27 Januari 2010

Jalan Kecamatan Bantan sudah siap di Aspal

Jalan beton cor Dari Kucing Gila sampai Pantai selatbaru
sudah siap semua, terasa sekali nyaman, dan mulus karna beberapa tahun yang lalu jalan ini sudah rusak berat, lobang dan kriting dimana-mana sudah banyak korban kecelakaan terjadi.

Jalan ini adalah satu-satunya akses dari kecamatan Bantan menuju Bengkalis.

Walapun jalan ini masih belum semua yang di cor beton karena dari kucing gila menuju Bengkalis kota yang berjarak lebih kurang Km 15 masih banyak berlobang tapi sekarang sudah mendinganlah.

Beberapa bulan lagi pilbup akan berlangsung, satu yang menjadi harapan warga adalah dibuatnya jembatan antara pulau bengkalis dan sumatra, walapun ini baru wacana masyarakat sangat mendukung hal ini agar dapat segara di realisasikan, agar pulau Bngkalis bisa berkembang karena akses transportasi yang lancar dan tanpa hambatan waktu.

Siapapun Nanti bupati yang terpilih harapan untuk realisasi pembuatan jembatan adalah salah satu program utamnya.

Foto :jakartapos

Jumat, 11 Desember 2009

Mesjid dan Masyarakat bersatu


Masyarakat Selatbaru sembilan puluh tujuh persen merupakan pemeluk muslim, terlihat banyaknya berdiri mesjid di daerah ini.

jika senja telah menjelang anak-anak berjalan menuju mesjid, mereka shalat magrib di mesjid dan belajar membaca Al'quran, biasanya guru-guru ngaji di sana tampa di bayar yang sudah mengajar puluhan tahun dengan ikhlas.

Suasana desa yang di padukan dengan pembangunan daerah menjadi pemandangan yang menari di daerah ini.
( foto Mesjid Paret III selatbaru )

Rabu, 25 November 2009

Suku Akit Selatbaru Bengkalis

Pandanganku masih juga tertuju ke langit sebelah barat, putih kemerahan dengan awan yang terbentuk seperti gelombang besar begitu indah sementara matahari terus mengintip di balik daun bakau yang terus menari ditiup angin.

Perhatiaku terus tertuju ke seorang Laki-laki Akit bernama “ Lebe “ sebuah nama yang cukup dikenal dan disegani dalam kelompok suku Asli Akit ( suku Hutan ) yang mendiami tepian sungai liong selat baru Kec.bantan Kab.Bengkalis, Lebe sehari-hari bekerja sebagi pencari kayu teki ( kayu teki adalah kayu bakau kecil yang berukuran 3 inci dan panjang sekitar 2 meteran ) bakau tumbuh subur ditepian sungai liong dan merupakan sumber ekonomi paforit untuk suku Asli Akit ini.

Lebe yang mewarisi pekerjaan ini sejak kecil, walaupun pekerjaannya hanya cukup untuk menghidupi keluarga dia tidak pernah menyesal, untuk menandai suku Asli akit disini tidak terlalu susah, biasanya mereka baik bekerja atau dirumah jarang mamakai baju dan alas kaki itu sudah menjadi kebisaan mereka memiliki kulit hitam gelap ( sedikit beda dengan suku akit dari Pulau Rupat ), Lebe mempunyai seorang istri dan empat orang anak, sehari-hari Lebe mendiami rumah panggung yang terbuat dari kulit kayu kerukuran tiga kali tiga meter tanpa sekat dan baratap daun rumbia, kalau malam tiba biasanya rumah Lebe di terangi dengan lampu teplok, Lebe Malam ini sambil merokok gudang garam merah yang dihisapnya dalam-dalam sedang menunggu istrinya menyiapkan makan malam, menu hari ini adalah asam pedas ikan blukang sambal terasi dan ulam pucuk daun tenggek burung yang merupakan menu paforit Lebe.

Lebe sudah begitu lama mendiami tepian sungai liong, entah sudah berapa keturunan mereka hidup disini, menurut cerita orang tua Lebe yang merupan batin dikelompok Suku “ Asli “ akit, Lebe adalah campuran Cina dan melayu yang berasal dari suku kit di Asia belakang yang sudah migran ratusan tahun yang lalu.

Umumnya Suku “ Asli “ akit bekerja sebagai nelayan, berburu dan mencari kayu di hutan, senjata Suku “ Asli “ akit biasanya tombak panjang ( disini sering disebut kojor ) untuk berburu babi, ada juga sumpit tapi sekarang jarang di pakai, sedangkan agama yang dianut adalah campuran islam dan kong hucu yaitu memuja roh nenek moyang dan mempercayai adanya tuhan, sedangkan garis keturunan nya cendrung patrilineal isti-istri setelah menikah langsung dibawa suami mereka kerumah yang telah disiapkan jauh sebelum menikah.

Anak-anak Suku “ Asli “ akit jarang yang menamatkan sekolah biasanya sudah pandai baca tulis diakan berhenti dan membantu orangtua karna disamping tidak adanya biaya sekolah mereka berprinsip sekolah tinggi juga tidak menjamin mereka dapat bekerja baik dan dapat merubah ekonomi mereka.

untuk makan sehari-hari saja kami susah," kata Itoi (24), perempuan pencari kayu bakar ini sedang Membelah kayu bakau dengan kapak kecil sambil menggedong anaknya, kebiasaan makan sirih juga tidak pernah hilang untuk suku Asli Akit disini, ia bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, biasanya Itoi dapat menjual kayu yang sudah siap diikat ke tengkulak yang tiap hari menjemput ke rumah-rumah dengan harga seribu rupiah perikat, dalam satu ikat biasanya sepuluh batang ukuran setengan meter, setidakya dalam satu hari ia bias membatu tujuh ribuan, mungkin baut orang kota ini adalah upilnya tapi untuk Itoi ini adalah hasil kerja kerasnya.

Kelelahan Itoi begitu terlihat kalau dibanding guratan kerput di wajahnya pasti orang menebak umurnya sudah lebih dari tiga pulih lima tahun, ia memang sedang bingung Salah seorang anaknya, Pul (8), yang seharusnya masuk sekolah tahun kemaren belum juga dapat di sekolah kannya, karna terbentur biaya, memang sekolah gratis tapi untuk seragam dan bubu-buku Itoi sangat kewalahan, apalagi jarak sekolah lebih kurang 10 Km harus jalan kaki karna sepedapun ia tak punya, pemerintahpun sampai sekarang belum pernah memberikan Itoi dana BLT.

Harapan yang besar kini masih jadi angan-angan Itoi “ yang kelak “ Pul “ anak laki-laki Sulungnya bisa mengubah nasib keluarga dan memberi masa depan yang lebih baik. " Tapi, mau bagaimana lagi? Pendapatan dari suami dan Itoi hanya cukup untuk kebutuhan harian, bahkan ia harus sering mengutang diwarung kalau musim hujan tiba, Kami sekeluarga makan seadanya Tapi, lebih sering makan nasi dengan sambal terasi . Ya, untung masih bisa makan nasi," tuturnya lagi ( itu merupakan potret Suku “ Asli “ akit di selat baru Kec.bantan Bengkalis.

Sebuah keindahan yang muncul disini jika malam sudah menjelang pohon bakau akan di penuhi dengan lampu kelip dari kunang-kunang yang jumlahnya ribuan, hidup dan matinya bersamaan sehingga membentuk seperti pohon natal menjadi pemandangan yang fantastik.

Dan jika malam minggu mereka suka mengadakan acara “ Joget dangdut “ anak-anak perempuan yang sudah dewasa berjoget ria diiringi musik dangdut, dengan sedikit senggol sana sini bagi yang berminat harus mengeluarkan dua ribu rupiah untuk satu lagu, biasanya gadis-gadis akit berbaris berjejer lima sampai tujuh orangan begitu juga pasangan jogetnya.

Satu dari sisi lain kehidupan Suku “ Asli “ akit yang terus menggapai cita-cita untuk mendapatkan kesetaraan, maju terus ....Suku “ Asli “ akit di selatbaru Kec.bantan Kab. Bengkalis.

Jumat, 13 November 2009

Pelayanan Puskesmas Selatbaru

Warga di Kecamatan Bantan, Bengkalis mengeluhkan pelayanan publik di
puskesmas kecamatan yang berada di Desa Selatbaru. Pasalnya ketika
warga ingin berobat, dokter yang bertugas di puskesmas tersebut
jarang masuk. "Kita meminta kepada UPTD Dinas Kesehatan untuk memantau pelayanan puskesmas
di Selatbaru, Kecamatan Bantan. Sebab selama ini
ada warga yang mengeluhkan soal tenaga medis, yaitu dokter yang
jarang masuk atau terlambat datang,” kata
Marzuli, warga setempat, Rabu (21/10).
Marzuli yang juga Sekretaris LSM Bela Rakyat Madani, Bantan, mengaku tidak tahu apa yang menjadi kendala, sehingga ketiga
dokter yang dinas di sana jarang masuk melayani masyarakat.
Diingatkannya, pihak terkait harus memantau terus aktivitas di
Puskesmas Selatbaru, sehingga warga yang ingin berobat dapat dlayani
dengan baik.
Menanggapi hal tersebut Camat Bantan, Asnurial
mengaku belum tahu soal tersebut. Ia hanya mengungkapkan akan
menanyakan kepada UPTD kecamatan terkait keluhan warga jarangnya
dokter yang ditugaskan di sana masuk kantor.
“Nantilah saya tanyakan kepada UPTD Diskes, serta meninjau langsung ke
puskesmas. Kalau memang kita meminta para tenaga medis itu untuk
bekerja sesuai dengan jam kerja atau jadwal dinas mereka,” ujar
Asnurial. afa


Sumber riauMandiri.net -22 Oktober - 2009

Walapun hari berikutnya di bantah oleh Kepala Puskesmas Selatbaru, Bengkalis, H Nazwir dengan berbagai alasan dokter kan di bayar negara untuk mengabdi mereka kadang sudah merasa maksimal namun masyarakat belum merasakan ke maksimalan mereka, lagi pula pernyataanya masyarakan kan datan ke puskesmas untuk berobat bukan mencari dokter, itu sangat arogan, buat seorang dokter yang propisional karena diperlukan dokter maka puskesmas tersebut ditugaskan dokter disitu kalau tidak baguslah ke dukun saja lagian perawat namanya aja sudah perawat ya gunanya untuk merawat bukan mendiaknosa penyakit, terimalah kritik untuk perbaikan.
saya ada menyimpan surat terbuka kritikan untuk puskesmas selatbaru, tulisan terbuka tersebut adalah :



Kepada Yth:

Bapak / Ibu

Pimpinan Puskesmas Selatbaru

Kec. Bantan Kab. Bengkalis

Di _ Selatbaru

Hal : Pelayanan Puskesmas Selatbaru

Bersukur Puskesmas Selatbaru Kec.Bantan Kab.Bengkalis sudah mempunyai fasilitas kamar rawat inap, walaupun peralatan medis dan laboratoriumnya masih sangat terbatas ( minim ), tidak dapat dipungkiri jika masyarakat disekitar Puskesmas sangat terbantu sekali, walaupun untuk sekedar berobat biasa pasien harus antri berlama menunggu giliran dipanggil oleh petugas poliklinik Puskesmas ini, hal itu terjadi dikarenakan tidak semua petugas memiliki jiwa pelayanan yang baik ( Public quality acountability ) sikap ramah dan murah senyum secara ikhlas untuk membantu pasien serta komunikasi yang menyenangkan masih merupakan barang langka, pasien yang berobat selain mengharapkan kesembuhan juga kepuasan ( satis faction ) sewaktu dalam proses pengobatan dan perawatan.

Dalam berbagai peraturan yang menjelaskan hubungan pengobatan hak-hak pasien dan hak Dokter / Pera medik relatif cukup jelas dan mudah dimengerti hanya saja pasien dan keluarga pasien yang masuk Puskesmas cendrung tidak memperhatikan hal tersebut atau memang tidak tahu sama sekali, untuk menyikapi hal ini pihak Puskesmas Melalui Dokter / Para Medik yang merawat pasien semestinya memberikan penjelasan dan penyadaran kepada pasien-pasien nya terutama yang menyangkut hak mereka atas informasi pra pengobatan dari Dokter ( informed concent ) dan kerahasiaan penyakit yang diderita pasien.

Kenyataannya meskipun Undang-Undang praktek Kedokteran (UUPK ) No.29/ Th.2004 dan Undang-Undang Pelayan Publik No.43/Th1999 serta didukung PP.25 telah ditetapkan masih banyak juga pelanggaran yang terjadi, harus disadari bahwa saat ini masyarakat semakin sadar atas hak mereka untuk mendapatkan pengobatan yang benar, serta tidak membedakan pengobatan berdasarkan kemampuan pasien baik pasien yang membayar langsung ataupun menggunakan ASKESKIN.

Puskesmas Selatbaru dengan segala kekuranganya sudah berusaha untuk memberi pelayanan yang baik, namun ada hal yang paling mengganjal dihati saya pribadi juga saya yakin Pasien-Pasien yang dirawat disini juga mengalaminya, Pelayanan dari Perawat-perawat jaga yang kurang simpati, etika, sopan santun serta tatakrama sangat minim sekali, hal tersebut sangat disayangkan sebagai generasi penerus yang sudah memiliki pendidikan yang baik serta kemampuan yang memadai seharusnya dapat mempergunakan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan baik pula bukan malah sebaliknya, hal-hal yang kurang menyenangkan seperti yang saya alami selama tiga hari menjaga Almarhum Ibu yang di rawat di Puskesmas Selat baru mulai Tanggal 17 sampai 20 April 2007 diantaranya sebagai berikut :

Hal-hal kecil semacam ini kadang dianggap sepele namun itu menunjukkan bawa perawat-perawat disini kurang memiliki kepedulian terhadap pasien yang dirawatnya sehingga pasien dan keluarga yang menunggu sangat terganggu dan tidak nyaman, seperti :

Agar hal tersebut tidak terus berlangsung dan menjadi tradisi di Puskesmas Selatbaru perlu di carikan solusi yang tepat, saran saya untuk Perbaikan di Puskesmas Selatbaru adalah :

Perbaikan yang menyeluruh akan membuat citra Puskesmas ini semakin baik dan masyarakatpun akan merasa nyaman saat dirawat di Puskesmas Selatbaru, memang tidak semua pelayana di Puskesmas ini buruk contohnya pelayanan dari Dokter Agusta ( maaf jika saya salah menulis nama dan gelar anda ) cukup baik, rasa hormat dan terimakasih saya atas respon dan tanggung jawab anda selama merawat Almarhum Ibu di Puskesmas ini.

Dan terahir apa yang saya tulis dan saya alami semoga menjadi pengalaman yang terahir tentang kekecewaan pasien dan keluarga yang dirawat di Puskesmas Selatbaru dan terimakasih juga atas perhatian pihak-pihak yang terkait dalam hal ini .


Selasa, 10 November 2009

Selatbaru Bengkalis

Pantai Selat Baru merupakan pantai terindah di Bengkalis, Nama Pantai Selat Baru sendiri diambil dari nama desa dimana pantai ini berada, Desa Selat Baru, yang juga menjadi Ibukota Kecamatan Bantan. Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu objek wisata andalan.
Terbukti di kawasan itu digelar pesta pantai setiap tahunnya. Pada event tersebut diadakan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu jong, gasing, dan layang-layang. Pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai atraksi kesenian dan budaya tradisional daerah setempat.

Pantai Selat Baru memiliki hamparan pantai yang landai dan berpasir halus sepanjang 2 kilometer dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai.

Gelombang laut di pantai ini relatif stabil, tidak lebih dari 1 meter, kecuali pada musim angin utara. Dari tempat ini membias biru Gunung Ledang di negeri jiran, Malaysia. Konon, di gunung itulah Hang Tuah dan Hang Jebat berkelahi.

Sambil menikmati desir angin dan riak gelombang laut dari Selat Malaka, kehadiran elang laut yang terbang sambil memangsa ikan di pinggir pantai, menjadi pemandangan menarik bagi pengunjung.

Pantai Selat Baru Terletak di Desa Selat Baru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia.

Pantai Selat Baru terletak di utara ibukota Kabupaten Bengkalis. Berjarak kurang lebih 7 (tujuh) kilometer dengan jarak tempuh sekitar satu jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Dari Pekanbaru, pengunjung dapat menggunakan transportasi air dengan mengarungi Sungai Siak menuju pelabuhan Bengkalis.

Jarak tempuhnya sekitar 5 (lima) jam. Akses lain yang dapat digunakan pengunjung adalah jalur darat. Yaitu, naik bus dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak melewati jalur lintas timur Sumatera. Jarak tempuhnya lebih kurang 2 (dua) jam.

Dari pelabuhan Siak, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kapal cepat menuju pelabuhan Bengkalis dengan jarak tempuh sekitar 2 (dua) jam.

Di tempat ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur (sun burning) di pantai, berselancar (surfing), berperahu (boating), berenang (swimming), dan memancing (fishing).

Kecuali itu, di kawasan tersebut juga dilengkapi dengan pelabuhan bertaraf internasional yang tinggal menunggu waktu pengoperasiannya dan kapal penyeberangan ferry (RO-RO) menuju Sungai Pakning, yang menghubungkannya dengan Riau Daratan dan kota-kota lain di Sumatera. Rencananya Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga akan membangun bandar udara, sehingga memudahkan pengunjung datang ke sana.

Sumber : Wisata Melayu